Jan 22, 2009

Mau diajak miskin

Pada saat saya belum menikah dulu, saya sering mendengar kata-kata "Golet bojo sing gelem diajak kere" yang artinya kurang lebih "Carilah istri yang mau diajak miskin". Dan memang benar, saya mendengar kata-kata itu dari orang-orang yang saya anggap tertinggal dalam hal finansial. Tidak begitu dengan apa yang dikatakan oleh bapak saya. Bapak mengatakan saya harus mencari istri orang kaya atau orang yang mau diajak kaya.
Pada buku Kiyosaki terdapat kalimat "Hampir tidak mungkin seorang laki-laki menjadi kaya jika mempunyai istri yang tidak mau menjadi kaya". Jika kita cerna lebih jauh memang kekayaan bukan hanya melimpahnya harta benda yang kita miliki, seseoarang menjadi kaya tidak karena kejatuhan uang 400 trilyun diatas genteng rumahnya atau yang lebih dari itu, tetapi kekayaan lebih kepada sikap mental dan cara manusia menjalani hidup. Salah satu cotoh Kiyosaki mengatakan bahwa "Gelar sarjana tidak memberikan kita hak untuk berhenti belajar", kekayaan adalah proses panjang yang mengharuskan kita selalu belajar memperbaiki diri, mengembangkan diri dan terus memperluas realitas kita.
Pada hampir semua (malah mungkin semua) orang yang kurang sukses secara finansial yang saya kenal dan saya temui, mereka mempunyai cara hidup dan pola pikir yang memang tidak kaya, sebagai contoh :
1. Kebanyakan orang mengejar pekerjaan dengan gaji tinggi dan tunjangan bagus untuk menjamin kehidupan mereka.
2. Kebanyakan orang berhenti belajar setelah mendapatkan pekerjaan yang mereka anggap layak untuk kehidupan mereka.
3. Lebih senang hidup pasrah dengan standart yang ditetapkan orang lain lewat gaji yang dia peroleh.
dan masih banyak hal lagi.
Jadi menurut saya sekarang dan menurut bapak saya, mencari istri yang mau diajak miskin bukan merupakan cara pintar untuk kaya. Karena tidak bisa dipungkiri lagi seseorang yang hidup pada keluarga yang kurang sukses dalam hal finansial akan cenderung menjadi orang yang kurang sukses juga dalam hal finansial. Bapak saya juga sering bilang, jika seorang anak mempunyai bapak jendral maka akan dengan mudah anak terserbut menjadi jendral, karena dari lahir dia memang sudah mempunyai tulang jendral, cara hidup jendral, pemikiran jendral, dan realitas jendral. Tetapi jika seorang anak lahir dari keluarga petani maka dia akan sangat susah untuk menjadikan dirinya sebagai jendral, dia harus benar-benar berpikir dan merubah realitasnya yang petani menjadi pemikiran dan realitas seorang jendral.
Jadi mungkin satu hal yang bisa saya share adalah, ketika kita telah menetapkan hati untuk menjadi orang kaya, salah satu langkah yang harus diambil adalah "Carilah istri dari keluarga kaya, atau minimal perempuan yang mempunyai pandangan hidup menjadi kaya". Trus gimana kalau yang sudah punya istri ?, waduh..... ini saya juga bingung karena saya tanya sama bapak, bapak juga gak bisa jawab!!!!
Heheheh tulisan ini bukan berarti istri saya dari keluarga yang kurang sukses pada sisi finansial, tetapi malah sebaliknya sehingga saya bisa bicara kaya gini untuk memberi gambaran dan share dengan netter sekalian.

Semoga bermanfaat.
nurezio said...

jd cari calon ktrunan darah biru duk omm..??

hmm.. klo mau dicoba2..? ms merried dicoba2..?? ntr si bini ngamuk lgg.. hmmmm.. jd piye tohh..?

Powered by Blogger.

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search